Diceritakan, pada suatu hari Nabi Muhammad pernah berdoa agar orang-orang Quraisy yang selalu menghalangi dakwahnya dan selalu menimpakan penyiksaan kepada para sahabat, ditimpakan keburukan. Kepada Allah Nabi memohon agar siksa Allah segera menimpa mereka.
Ketika Nabi berdoa, turunlah ayat 128 dari Surat Ali Imron:
ليس لك من الامرشىء اويتوب عليهم اويعذبهم فاءنهم ظالمون
Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad), apakah Allah menerima tobat mereka, atau mengadzabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang dzalim.
Dalam Asbabun Nuzul karya Syekh Mahmud al-Mishry, doa tersebut Nabi panjatkan setelah ruku' terakhir pada shalat Subuh. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia mengatakan: Rasulullah ketika selesai ruku', lalu bertakbir dan mengangkat kepala, beliau mengucapkan, sami'allahu liman hamidah, robbana walakal hamdu. Kemudian dalam keadaan masih berdiri beliau mengucapkan: Ya Allah, laknatlah si fulan, si fulan, dan si fulan.
Menurut Khalid Muhammad Khalid dalam Rijal Haula Rasul, salah satu fulan yang dimaksud dalam ungkapan Nabi itu adalah Amr bin Ash. Seperti diceritakan dalam banyak literatur, Amr bin Ash adalah salah satu ahli debat terhebat perwakilan kaum Quraisy (setelah masuk Islam, Amr bin Ash adalh juru bicara Muawiyah ketika berhadapan dengan Sahabat Ali yang diwakili oleh Abu Musa al-Asy'ari) yang sangat merepotkan kaum muslimin. Sebelum masuk Islam, Amr jualah yang diminta kaum Quraisy ke Raja Najasyi di Habasyah agar mendeportasi kaum muslimin yang saat itu meminta suaka. Kepada Raja Najasyi, Amr mengatakan: mengapa kau lindungi sekelompok manusia yang telah menghina tuhanmu, Isa?
Begitulah, Nabi yang dakwahnya dihalangi dan ditentang sedemikian rupa, para pengikutnya diteror dengan beragam kekerasan, telah benar-benar DILARANG oleh Allah mendoakan yang jelek kepada para penentangnya.
Terus kamu, iya kamu, yang sering berdoa jelek-jelek, memang siapa yang menghalangi dakwahmu...? Gak ada..! Gak ada orang, kelompok atau organisasi yang menghalangi dakwahmu. Kamu banyak dilaporkan orang itu karena caci makimu, karena provokasimu.
Sedang mendoakan yang baik-baik untuk keselamatan bangsa ini.
Oleh: Kang Muhtadin AR, Santri Pesantren Cililitan
1 Komentar
Masya Allah, super aekali, Kang Santri...
BalasHapus